“jangan sampai ada pertumpahan darah, kami teroris, serahkan semua uang dan perhiasan emas, Kemudian mereka mengikat kaki tangan dan melakban mata untung Sirait dan saya, sedangkan istri saya diancam dengan senjata tajam untuk menunjukkan di mana uang dan perhiasan emas.
Setelah istri saya membuka brangkas lalu menyerahkan semua uang dan perhiasan emas dan berlian, setelah semua habis dikuras baru istri saya diikat dan dilakban, tiba-tiba terdengar anak saya : Lusiana Br. Sirait (dia bisu) terdengar dari kamar sebelah, kemudian diseret kekamar saya dan diikat,setelah semua diikat terdengar suara garasi mobil dibuka dan mobil Panther saya BB 1863 EA dikeluarkan dan dibawa perampok itu lari karena merasa situasi di kamar aman, istri saya langsung membuka lakban yang menutup matanya karena posisi tangan istri saya tidak diikat karena terlupa mengikatnya. Setelah itu istri saya membuka ikatan Untung Sirait, Lusiana Sirait dan saya, setelah itu Untung Sirait langsung lari menuju rumah tetangga (Hormat Sirait) dengan maksud minta bantuan dan teryata mereka sudah duluan dilakban (7orang ) setelah Untung Sirait membuka ikatan orang Itu maka untung Sirait membawa kunci mobil sedan Baleno untuk mengejar perampok itu bersama sama dengan para tetangga.
Untung Sirait mengejar ke arah Balige ternyata melihat mobil Panther saya sudah parkir kurang lebih 20 meter dari Pores Tobasa, karena itu Untung Sirait langsong ke Polres tetapi yang jaga piket di Polres tidak ada, Untung Sirait sudah membunyikan klakson mobil dan mulai pintu masuk sampal ke lobi utama. tetapi tidak satupun Polisi yang kelihatan. Untung Sirait langsung masuk keruangan
- Uang Tunai : lebih kurang Rp. 300.000.000
- Perhiasan Emas : 300 gram
- Berlian : 3 biji
- 1 Unit Laptop
- 10 unit Handphone
- 3 buah BPKB mobil
Jadi total kerugian saya berkisar: Rp 500.000.000 ( Lima Ratus Juta Rupiah)
Tanggal 20 Juli 2010 jam 05.00 wib Pagi, anak saya Untung Sirait langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polres Tobasa.
Berselang 1 Minggu tepat tanggal : 28 Juli 2010 atas kerja keras Poldasu bekerja sama dengan Mabes Polri dari
1 Heriono
2 Abdul
3 Indra
Ketiga pelaku perampokan itu diidentifikasi berasal dari :
Poldasu, ternyata ada 7 orang lagi yang ikut dalam perampokan tersebut, ternyata 4 orang dari Porsea, dan 3 orang lagi orang Medan, Poldasu menelepon Polres Tobasa untuk menangkap:
I. Hasudungan Sinaga tempat tinggal di Pasar Baru
2. Juari (Pak Peri) tempat tinggal di Tanah Lapang Porsea
3 Edi tempat tinggal Porsea
4 Sunardi bekerja di SMK Parulian.
5 Sutrisno berasal dari
6 Juli berasal dari
7 Anto berasal dari
Sudung Sinaga, Pak Peri aan Edi sudah sempat melarikan diri tetapi Sunardi ditangkap dan diperiksa di Polres Tobasa, besoknya dilepas katanya tidak cukup bukti untuk ditahan (wajib lapor). Dalam pengakuan yang sudah dlitahan di Poldasu Sunardi inilah yang menelepon para peram pok itu.
Pada tanggal 04 agustus 2010 datarng dari Poldasu untuk menjemput Sunardi ternyata Sunardi sudah melarikan dan dan sampai saat ini belum diketahui keberadaannya. saya merasa seakan dalam hal ini Polres Tobasa mempermainkan saya
Atas kcrja keras Poldasu berhasil menangkap pelaku 1 orang lagi yang bernama : Anto berasal dari
Saya pergi menchek kerumah pelaku Pak Peri alamat di Tanah Lapang Porsea, ternyata istri dan ank-anaknya sudah melarikan diri, saya berbincang— bincang dengan para tetangganya, selama ini Pak Peri sering dijumpai oknum-oknum Polres Tobasa, sehingga para tetangga yang dekat dengan pelaku merasa takut buka suara, saya merasa curiga apakah ada keterlibatan oknum-oknum Polres tersebut dalam perampokan di rumah saya????????
Demikianlah kronologis ini saya perbuat, mudah-mudahan para perampok yang belum diketahui keberadaannya sekarang diharapkan menyerahkan diri ke pihak yang berwajib.
Ilormat Saya,
(ST. Oloan Sirait)