Medan, Pena Media CCS.com
Mengikuti satu kompetisi yang punya sistem mencari peringkat atas jadi pemenang yang diperuntukan bagi peserta terdaftar kategori “berpasangan”.
Seperti kompetisi catur berpasangan, pilkada berpasangan, yang gaungnya cukup bergengsi, bila bermaksud mengikuti menjadi peserta terdaftar seogianya pastikan “Duet Kembar”.
Itupun untuk masuk tahapan mampu bersaing, karena mampu bersaing sistematis tercipta peluang besar bakal menang.
Di kompetisi pilkada berpasangan gaungnya cukup berat karena yang diperuntukan hanya peringkat atas / Juara I semata, sedangkan nomor cantik 2 dan 3 tidak diadakan.
Yang namanya duet kembar, keduanya berimbang atau sedikit banyaknya beda tipis, ibarat bermain catur keduanya menghasilkan nilai poin setiap tarung yang dihadapinya, dan begitu juga duet kembar ditengah-tengah penyerang sepak bola kerap kali mengancam tiang gawang ke-XI rekan tanding.
Untuk mencari duet kembar yang pas dan efisien seogianya dipercayakan kepada lokomotif mencari gerbongnya dan tidak ada intervensi, pasalnya lokomotif cepat menyatu ibarat pengantin mereka bukan lagi dua melainkan telah sehati menghadapi tarungnya.
Jika pola intervensi diterapkan untuk mencari gerbong sifatnya selalu berandai-andai dan gerbong selalu berkata yang wajib laju adalah lokomotif sedangkan gerbong beranggapan jalan ditempat sajapun tidak apa-apa, dan seandainyapun keluar jadi pemenang karena faktor nasib ujung-ujungnya lebih banyak masalah dan saling makan hati.