Medan, Penamediaccs.
Program pelatihan dan pemberian
modal akan menyerap 50 ribu pengangguran di Sumatera Utara (Sumut) bukan hal
sulit untuk dilakukan. Pelaksanaan program tersebut hanya butuh niat kuat
menekan angka pengangguranan serta kemampuan melakukan kerjasama yang baik
dengan berbagai pihak.
Dr. Rustam Effendy Nainggolan MM
mengatakan, ‘’Itu bukan program yang mustahil, tetapi sangat mungkin dan tidak
sulit untuk dilaksanakan. Kita hanya butuh niat kuat, konsep yang jelas dan
kerjasama yang baik dengan berbagai pihak,’’ jelasnya kepada sejumlah wartawan
di Medan, Senin (29/10).
Bila
terpilih menjadi Gubernur Sumatera Utara (Gubsu)periode 2013 - 2018, Dr. Rustam
Effendy Nainggolan MM berjanji mengurangi sedikitnya 50.000 pengangguranan di
Sumut. Sebab, akan dijalankan program
pelatihan dan pemberian modal kerja bagi 50.000 pengangguranan di Sumatera Utara
(Sumut) akan diutamakan dari kalangan pemuda, petani dan nelayan, serta anak
putus sekolah.
Pelatihan
meliputi pengetahuan dan keterampilan peningkatan produktivitas pertanian dan
perikanan, perbaikan alat elektronik dan telekomunikasi, perbaikan kendaraan
bermotor, serta jenis-jenis pelatihan keterampilan lainnya yang dibutuhkan
dunia kerja. Pelatihan akan dipusatkan di Rumah Pelatihan dan Inisiasi
Produktifitas yang akan didirikan di setiap kabupaten/ kota. Pemberian
pelatihan dan modal kerja bagi 50.000 pengangguran di Sumut tersebut akan
dibagi dalam lima tahun, sehingga setiap tahunnya akan menjangkau 10.000 pengangguran.
Biaya pelatihan dianggarkan Rp 5 juta per orang dan akan dialokasikan dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sumut sebesar Rp 50 miliar per
tahun.
Biaya
pelatihan sebesar itu hanya sekitar 0,8% dari APBD Sumut tahun 2012 sebesar Rp
6,1 triliun. RE Nainggolan yang setelah pensiun sebagai Sekretaris Daerah Sumut
mendirikan Pusat Studi Ekonomi Rakyat (Pusera), mengatakan, seusai mengikuti pelatihan
dan dinyatakan lulus dengan baik, peserta pelatihan akan diberikan modal kerja
Rp. 20 juta hingga Rp. 25 juta per orang. Sumber modal kerja itu berasal dari
pinjaman perbankan yang sifatnya cepat, murah, aman dan tanpa agunan. Menurut
RE Nainggolan, hal itu sangat mungkin dilakukan bila Pemerintah Provinsi Sumut dan
dunia perbankan, termasuk Bank Indonesia, dapat menyatukan visi, misi, dan
semangat meningkatkan perekonomian rakyat. Pemberian pelatihan dan modal kerja
bagi 50.000 pengangguran di Sumut tidak hanya akan mengurangi angka pengangguran
sebesar 50.000 orang, melainkan bisa 2-5 kali lipat dari jumlah itu. Setiap
peserta pelatihan yang telah memperoleh modal kerja dan membuka usaha tentu
akan membutuhkan karyawan paling tidak satu orang sampai dua orang atau bahkan
bisa lima orang atau lebih bila usahanya berkembang.
"Efek
ganda (multiplier effect) dari program ini luar biasa. Selain akan menekan
angka pengangguran dan membuka lapangan kerja secara masif, program ini akan
meningkatkan semangat kewirausahaan dan ekonomi kreatif," kata RE
Nainggolan.(Goldo)