Medan, Pena Media CCS. Satu kompetisi
terlebih antar catur balon unggulan di Pilkada Cagubsu 2013, dengan hitungan
detik bisa berubah-ubah ditengah perahu besar koalisi sebelum menjatuhkan
pilihan balon yang bakal di usung. Begitu juga halnya para pengamat kompetisi
bila melihat berbagai tipe balon unggulan yang maju bertambah mengikuti kompetisi,
sebelumnya sudah diprediksi kompetisi akan berlangsung satu putaran. Tetapi
setelah balon unggulan bermunculan secara dadakan prediksi berubah lagi menjadi
dua putaran. Tentu itu ada pasalnya, ujar pengamat catur kompetisi CCS J. Girsang
mengatakan, apabila Rudolf Pardede maju dibursa Pilkada Cagubsu 2013 sebagian
perahu besar koalisi jadi mendua pikirannya mengusung RE. Nainggolan. Karena
memperhitungkan suara bakal pecah bermula duel antara kandidat Rudolf Pardede vs
RE. Nainggolan di lumbung-lumbung suara yarg sama. Jadi berkat ini peluang RE.
Nainggolan mendapatkan perahu pengusung lebih bsar datangnya dari partai kecil
koalisi. Begitu juga tambah pagamat, apabila Rudolf turun lapangan kompetisi
jadi becek diantara ditengah-tengah para balon unggulan yang mengawal Sumut Satu,
dan ujung-ujungnya berpotensi kompetisi tersebut menjadi dua putaran, seperti
Pilkada Cagub DKI. Maka RE.
Nainggolan lebih berpeluang maju keputaran kedua
dari pada Rudolf, jika ditarik benang merah kedua kandidat ini beda tipis
(beti). Namun keunggulan RE. Nainggolan lebih dahulu mensosialisasikan dirinya
ditengah-tengah pendukungnya. Jadi sistematis pedukungnya tidak mau kehilangan
muka tetap mendukung RE. Nainggolan sepenuhnya, lagi pula kandidat yang
bersifat nasionalis ini mengikuti catur kompetisi diberkati Doa Restu ditengah-tengah
keluarganya. Disisi lainnya tambah pengamat CCS ini, jika Jokowi serasi dengan
Baju Kotak-kotaknya, menurut pengamat CCS RE. Nainggolan lebih serasi selalu bila
memakaiPeci. (Yuli)