Medan, Penamedia CCS.Com
Kompor 21 Sumbu, Tim Sukses Relawan mengangkat batang terendam antar Caleg yang berkualitas dan Caleg pas-pasan dalam menjalani kompetisi PILEG 2014 mendatang mengatakan, “ Wani Piro ” Istilah ini cukup berkembang jelang PILEG 2014 mendatang dan istilah Wani Piro (berapa uangnya sambil menggesek-gesek ibu jari dan jari telunjuk). Mari kita filter bersama dengan mekanisme, jangan lagi ada himpunan-himpunan baik parmargaon atau lembaga-lembaga memanfaatkan syukuran mengundang antar Caleg dipajangkan di podium, setelah diberi tanda mata oleh panitia lalu ditanya satu persatu, “Sadia Sumbanganmu” (berapa bantuanmu untuk acara ini). Itu sama wae dengan Wani Piro, yang disaksikan seribuan mata pengunjung, ibarat bahasa Simalungun disebut Lagak Tambah Dorun (LTD) artinya, disangka cantik malah tambah jelek.
Di sisi lainnya, tanpa kita sadari virus bantuan tersebut dianggap para undangan terlebih kalangan bawah setiap Caleg orang berada atau orang kaya dan virus itu pun diusung ke tengah-tengah keluarga, lalu keluarga menyebarkannya ke tengah-tengah tetangga, dan tetangga menyebarkannya kepada masyarakat sekitar, ujung-ujungnya TS Kompor 21 Sumbu yang mengusung antar Caleg berkualitas dan Caleg pas-pasan kena todong Wani Piro oleh publik terlebih kalangan bawah.
Tetapi, tidak satu jalan ke Roma, hal ini bisa difilter apabila tokoh-tokoh masyarakat Sumut seperti Dr. R.E. Nainggolan, MM dan lain-lain bersama-sama merapatkan barisan memfilter Wani Piro tersebut demi suksesnya Pesta Demokrasi yang kita cintai ini yang tinggal menghitung bulan kalender saja di tahun 2014, imbuh TS Kompor 21 Sumbu yang ketuanya Edwin J.Girsang. (07)
Kompor 21 Sumbu, Tim Sukses Relawan mengangkat batang terendam antar Caleg yang berkualitas dan Caleg pas-pasan dalam menjalani kompetisi PILEG 2014 mendatang mengatakan, “ Wani Piro ” Istilah ini cukup berkembang jelang PILEG 2014 mendatang dan istilah Wani Piro (berapa uangnya sambil menggesek-gesek ibu jari dan jari telunjuk). Mari kita filter bersama dengan mekanisme, jangan lagi ada himpunan-himpunan baik parmargaon atau lembaga-lembaga memanfaatkan syukuran mengundang antar Caleg dipajangkan di podium, setelah diberi tanda mata oleh panitia lalu ditanya satu persatu, “Sadia Sumbanganmu” (berapa bantuanmu untuk acara ini). Itu sama wae dengan Wani Piro, yang disaksikan seribuan mata pengunjung, ibarat bahasa Simalungun disebut Lagak Tambah Dorun (LTD) artinya, disangka cantik malah tambah jelek.
Di sisi lainnya, tanpa kita sadari virus bantuan tersebut dianggap para undangan terlebih kalangan bawah setiap Caleg orang berada atau orang kaya dan virus itu pun diusung ke tengah-tengah keluarga, lalu keluarga menyebarkannya ke tengah-tengah tetangga, dan tetangga menyebarkannya kepada masyarakat sekitar, ujung-ujungnya TS Kompor 21 Sumbu yang mengusung antar Caleg berkualitas dan Caleg pas-pasan kena todong Wani Piro oleh publik terlebih kalangan bawah.
Tetapi, tidak satu jalan ke Roma, hal ini bisa difilter apabila tokoh-tokoh masyarakat Sumut seperti Dr. R.E. Nainggolan, MM dan lain-lain bersama-sama merapatkan barisan memfilter Wani Piro tersebut demi suksesnya Pesta Demokrasi yang kita cintai ini yang tinggal menghitung bulan kalender saja di tahun 2014, imbuh TS Kompor 21 Sumbu yang ketuanya Edwin J.Girsang. (07)