Medan, Penamedia CCSCom
Meningkatnya Kampanye Hitam yang dibuat oleh pihak-pihak tertentu melalui mass media online dan juga cetak harus diwaspadai oleh Pemerintah RI dan Bawaslu serta KPU untuk maksud terjadinya politik devide et impera (politik pecah belah bangsa) yang bertujuan menggagalkan Pilpres 9 Juli 2014 atau terjadinya kerusuhan pasca Pilpres karena adanya hasutan dari pihak ketiga yang melakukan provokasi terhadap simpatisan diantara kedua pasangan tersebut.
Jadi untuk mengantisipasi agar pengaruh kampanye hitam tidak meluas dan memprovokasi masyarakat untuk bertindak anarkis, maka diharapkan kepada Badan Inteligen Negara bersama dengan pihak Kepolisian RI harus membuat tindakan yang cepat melakukan pengusutan terhadap sumber dari kampanye hitam tersebut. Sebab, jika hal tersebut dibiarkan berlarut-larut, maka pengaruh kampanye hitam kea rah tujuan provokasi pihak ketiga untuk terjadinya perpecahan bangsa karena politik devide et impera dapat mengancam keutuhan NKRI karena terjadi kondisi Negara yang chaos (rusuh).
Tingkat emosional masyarakat saat ini sangat mudah terpancing untuk melakukan tindak anarkis diakibatkan generasi muda sangat banyak telah dirusak oleh narkoba, situs porno yang mencuci otak generasi muda yang beragama, tingkat kemiskinan yang sangat tinggi, pengangguran yang meningkat, perampokan disiang hari sangat tinggi, praktek korupsi yang dipaparkan melalui mass media meningkat juga tingkat criminal melakukan pembunuhan meningkat. Tentu dengan tingkat kondisi masyarakat yang eskalasi patologi social sudah meningkat, maka kondisi tersebut harus diwaspadai oleh Pemerintah agar Indonesia pada saat Pilpres 2014 atau pasca Pilpres tidak terjadi kerusuhan.
Jadi dalam hal ini diharapkan Pemerintah RI, KPU, Bawaslu, Badan Inteligen Negara dan Tim Sukses pasangan urutan nomor satu dan nomor dua harus benar-benar bertanggung jawab menciptakan yang kondusif, aman dan tentram. Jangan diciptakan hal-hal yang memicu terjadinya gesekan akar rumput dan akan disebarkan isu kearah SARA yang membahayakan munculnya isu SARA antar agama yang dapat membahayakan terhadap NKRI, maka apabila kondisi Negara menjadi chaos terancam persatuan dan kesatuan, Negara dimasuki disintegrasi bangsa, maka Negara harus diambil alih oleh militer sebagaimana yang terjadi saat ini di Mesir. Walaupun hasil Pilpres 2014 telah memenuhi prinsip demokrasi, tetapi karena kerusuhan dan terancam disintegrasi bangsa. Tentu hasil Pilpres 2014 yang demokratis tidak dapat dipertahankan.
Lebih diwaspadai lagi dimana pergeseran moralitas bangsa dari bangsa yang berbudaya dan beradat kearah bangsa yang bermoral matrealistis, maka nilai-nilai spiritual tidak lagi dapat dipertahankan. Jadi factor patologi social dan juga factor pergeseran nilai yang saat ini mengancam kondisi bangsa, maka isu dengan kampanye hitam dapat meningkatkan tingkat emosional yang fanatisme dan gelap mata membangkitkan amarah untuk berbuat anarkis dan yang membahayakan sekali dapat menyeret permasalahan SARA.
Oleh karena itu, semua organ Negara dan instrument pelaksana Pilpres 2014 dan Tim Sukses dari kedua pasangan harus waspada dan mencermati politik devide et impera dari pihak ketiga agar pelaksanakan Pilpres 2014 sukses. (EJG)