Medan, Penamedia CCS - Suatu Turnamen Catur bergengsi dan bersekala nasional tentu diikuti Atlet Catur Nasional dari berbagai daerah dan pulau jawa yang rata-rata berpredikat, ada GM, MI, MF, MN, MP dan Altet Catur Senior lainnya, seperti Turnamen Catur Piala Rektor Amir Hamzah, dua tahun yang lalu.
Sudah lazim satu Turnamen Catur selalu mempergunakan sistem pertandingan memakai sistem swis (7 babak), dan pemenang juaranya paling hebat bisa meraih nilai poin (6 ½ atau 6 poin) jadi jarang juara meraih nilai poin 7 selama 7 kali bertanding.
Saat itu MP Marihot Simanjuntak ikut menjadi peserta membawa nama Kabupaten Simalungun yang mana saat itu Marihot selain bernaung di bawah CCS beliau adalah Pecatur Simalungun ujar J. Girsang, dan posisi saya saat itu dalam Turnamen Catur tersebut mendampingi Marihot Simanjuntak sekaligus meliput acara pembukaan Turnamen Catur di Aula Universitas Amir Hamzah untuk disajikan di salah satu media cetak mingguan yang terbit di Medan. Usai acara pembukaan Turnamen Catur maka pertandingan berlangsung sore harinya dan Pecatur Marihot Simanjuntak berhasil menang di babak pertama, di hari ke dua Marihot tetap saya dampingi, sekaligus koran hasil liputan saya, saya bagi-bagikan kepada panitia sebanyak 30 eks lembar dan panitia memberikan insiatif berupa pengganti koran Rp. 50.000 dan uang tersebut langsung saya berikan kepada Marihot untuk biaya puding.
Di hari ke dua Turnamen berlangsung hingga babak ke 5 Marihot memimpin sedangkan pecatur lokal lainnya telah berguguran dan arena pertandingan berubah didominasi pecatur-pecatur unggulan dengan masing-masing meraih nilai poin 5 dan 4 ½. Tetapi memasuki babak ke 6 pertandingan mulai rawan suap pecatur Marihot di tawari rekan tandingnya di babak ke 6 bermain nego/remis untuk dapat membagi poin 5 ½-5 ½ dengan iming-iming pembayarannya usai menerima hadiah pembinaan, namun hal tersebut saya peringatkan kepada Marihot supaya jangan melayani permintaan tersebut karena hal itu adalah salah satu pembusukan yang mana akhirnya Marihot dapat mengalahkan lawannya sekaligus meraih nilai poin 6 memasuki babak ke 7 untuk menggapai juara catur antar master bersekala nasional disini kembali rawan suap seseorang yang tidak saya kenal mendatangi saya sambil mengajak nego supaya Marihot kalah tetapi hadiah biaya pembinaan juara pertama tetap utuh di tangan Marihot sekaligus menambah juara ke 3 nya nanti ujar orang misterius tersebut namun hal itu cepat saya filter sambil mengatakan walau bumi bergoncang Marihot tetap Pecatur Simalungun dan Marihot pun akhirnya dengan keperkasaannya menyisihkan pesaingnya di final sekaligus meraih juara catur antar master bersekala nasional piala Rektor Universitas Amir Hamzah Medan 2009.
Namun ironisnya usai piala rektor dan sertifikat norma master di usung ke Simalingkar tanpa terasa kaki kanan Marihot membengkak sebesar bola kasti membuatnya terbaring beberapa hari di rumah dengan pertolongan Caleg yang kebetulan saat itu jelang pemilu salah satu Caleg DPR-RI membantunya berupa biaya pengobatan dan acara tersebut langsung di siarkan salah satu radio swasta di Medan. Di samping itu Girsang berandai-andai mengatakan andaikan saat itu Bupati Simalungun Dr.JR.Saragih beliau pasti peduli terhadap olahraga sedikit banyaknya akan di hargai ujarnya (Goldo)
Home
»
»Unlabelled
» Turnamen Catur Rawan Suap Sejak Babak Ke V