Taput, Penamedia CCS
Tarung kandidat Pilkada Taput 10/10, pasangan calon kandidat SAURMA No urut 4 unggul kurang lebih 3% terhadap pesaingnya, pasangan nikmat No urut 5. Ibarat Dwi Tarung Catur, di partai tunda Pasangan SAURMA unggul 1 buah kuda. Jelang perhelatan ke putaran kedua nantinya, maka peluang untuk memenangkan Dwi Tarung tersebut pasangan SAURMA berada diatas kertas ketimbang pesaingnya. Karena setiap pasca Pilkada, Pilgub, Pilpres yang maju ke putaran kedua selalu dimenangkan pasangan yang unggul diputaran pertama.
“Kita lihat Pilpres 2004, pasangan SBY unggul di putaran pertama terhadap pasangan Megawati, maka di putaran kedua, pasangan SBY menang. Begitu juga Pilgub DKI Jakarta, pasangan Jokowi unggul di putaran pertama dan menang di putaran kedua. Lain lagi Pilkada Medan, pasangan Rahudman unggul di putaran pertama dan juga menang di putaran kedua. Begitu lagi Pilkada Tanah Karo, pasangan Karo-Jambi unggul di putaran pertama dan menang di putaran kedua”, ujar pengamat Catur Kompetisi CCS, Edwin J. Girsang.
Di sisi lainnya, andalan petarung yang diungguli di putaran pertama selalu memakai sistem orthodox, ala film India, maksudnya kalah lebih dahulu, dan menang belakangan. Versi demikian pun dirontokkan pasangan Jokowi, dengan tiga pasangan lainnya, dalam menghadapi putaran keduanya. Oleh karena itu “Mental Juara Tetap Disandang Petarung Yang Unggul Di Putaran Pertama”, papar J. Girsang. (007)
Tarung kandidat Pilkada Taput 10/10, pasangan calon kandidat SAURMA No urut 4 unggul kurang lebih 3% terhadap pesaingnya, pasangan nikmat No urut 5. Ibarat Dwi Tarung Catur, di partai tunda Pasangan SAURMA unggul 1 buah kuda. Jelang perhelatan ke putaran kedua nantinya, maka peluang untuk memenangkan Dwi Tarung tersebut pasangan SAURMA berada diatas kertas ketimbang pesaingnya. Karena setiap pasca Pilkada, Pilgub, Pilpres yang maju ke putaran kedua selalu dimenangkan pasangan yang unggul diputaran pertama.
“Kita lihat Pilpres 2004, pasangan SBY unggul di putaran pertama terhadap pasangan Megawati, maka di putaran kedua, pasangan SBY menang. Begitu juga Pilgub DKI Jakarta, pasangan Jokowi unggul di putaran pertama dan menang di putaran kedua. Lain lagi Pilkada Medan, pasangan Rahudman unggul di putaran pertama dan juga menang di putaran kedua. Begitu lagi Pilkada Tanah Karo, pasangan Karo-Jambi unggul di putaran pertama dan menang di putaran kedua”, ujar pengamat Catur Kompetisi CCS, Edwin J. Girsang.
Di sisi lainnya, andalan petarung yang diungguli di putaran pertama selalu memakai sistem orthodox, ala film India, maksudnya kalah lebih dahulu, dan menang belakangan. Versi demikian pun dirontokkan pasangan Jokowi, dengan tiga pasangan lainnya, dalam menghadapi putaran keduanya. Oleh karena itu “Mental Juara Tetap Disandang Petarung Yang Unggul Di Putaran Pertama”, papar J. Girsang. (007)